Angst · Romance

CEO’s Ex Wife [Chapter 2]

Story By Erina Suzumiya

Cast:

Ahn Hyerin | Cho Kyuhyun | Lee Donghae | Choi Sekyung (OC)| Cho Joon-ah (OC) | Cho Jae-Kyung (OC) as Mrs. Cho

Genre: Romance, Angst

Rating: PG-17

DON’T BE A SILENT READER ❤

“Kerja sama?” tanya Donghae dengan mata melebar.

“Kemarin siang, Kyuhyun bertemu dengan Hyerin.” Sekyung meneguk alkoholnya dengan sedikit kasar.

Donghae tercengang, hampir menjatuhkan gelas kecil ditangannya. “A-Apa?”

“Aku melihat mereka di taman dekat sekolah Ahyoung. Kyuhyun bilang mereka tak sengaja bertemu.” jelas Sekyung. “Tapi bisa jadi mereka bertemu lagi kan? kita harus segera pisahkan mereka berdua. Kau tidak mau Hyerin bersama Kyuhyun kan?”

“Kalau bisa buatlah gadis itu hamil. dengan begitu gadis itu tidak bisa pergi darimu.”

“Kau gila ya?” Donghae tertegun mendengar saran Sekyung yang luar biasa.. bodoh. “Aku memang dulu melakukannya karena keegoisanku. Tapi.. sekarang aku sadar itu semua tidak akan membuat Hyerin menyukaiku. Aku juga tidak mau Hyerin kembali pada Kyuhyun, tapi bukan begitu cara mencegahnya.”

“Lagipula kenapa kau ketakutan seperti itu sih? katanya kau lebih baik dari Hyerin? kenapa kau begitu takut Kyuhyun akan meninggalkanmu dan kembali pada Hyerin?” tanya Donghae ketusㅡ membuat Sekyung menatapnya dengan terkejut. “Kalau Kyuhyun memang benar-benar mencintaimu, dia tidak akan tergoda dengan siapapun.”

“Tapi.. kalau dia tergoda.. berarti selama ini baginya kau hanyalah boneka pemuas nafsunya.” tukas Donghae.

“Geundae, bukankah itu memang yang kau inginkan? bukannya kau memang menggunakan tubuhmu untuk mendapatkannya?”

Wow, Sepertinya Lee Donghae baru saja memanah bagian paling menyakitkan di hati Sekyung. Karena sekarang gadis itu kelihatan sangat marah dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Tak bisa dipungkiri bahwa Lee Donghae memang benar. Bahwa Kyuhyun memang menikahinya karena tubuhnya. Tapi sial, siapa yang peduli? Yang penting saat ini pria itu sudah menjadi miliknya. Dan tidak ada siapapun yang boleh merebutnya.

“Brengsek kau, Lee Donghae. Sudahlah, percuma aku bicara dengan orang mabuk.” kata Sekyung kesal, menaruh beberapa lembar won dimeja bar lalu pergi meninggalkan Lee Donghae yang masih mentertawainya.

Sekyung berhenti didepan pintu bar dan menghela nafas kasar. Cih, pria itu merusak moodnya saja. Tadi dia kesini untuk mengajak Lee Donghae berkerja sama seperti empat tahun lalu tapi dia jadi malas karena kata-kata pria itu tadi.

“Tapi.. kalau dia tergoda, berarti selama ini baginya kau hanyalah boneka pemuas nafsunya.”

“Geundae, bukankah itu memang yang kau inginkan? bukannya kau memang menggunakan tubuhmu untuk mendapatkannya?”

Lalu sekarang bagaimana? Bagaimana cara dia menyingkirkan gadis itu?

*

“Baiklah, hanya cukup untuk lima bulan sekolah Joon-a.” batin Hyerin kecewa setelah mengecek nominal di buku tabungannya.

Bagaimana ini? Apakah dia harus berkerja di tempat Kyuhyun? Sejak kantornya bangkrut Donghae sudah langsung mendapat pekerjaan sebagai pengantar barang, sedangkan dia belum dapat pekerjaan sama sekali.

Hyerin menghela nafas, kemudian membawa kartu nama pemberian Kyuhyun dan duduk bersandar di sofa ruang keluarga.

“Ahjumma.. sepertinya aku benar-benar harus melamar perkerjaan lagi..” curah Hyerin sambil memandangi kartu itu dengan ragu. “Kalau aku diam saja dirumah terus, sama saja aku dan anakku menjadi beban dirumah kalian. aku tidak ingin merepotkan ahjumma dan Donghae oppa.”

Nyonya Lee yang sedang mencuci piring didepannya menggeleng kepala. “Jangan bilang begitu, Hyerin-ah, kau dan Joon-ah sudah kami anggap keluarga sendiri. Kami ikhlas membantu kalian.”

“Aniyo, ahjumma. Aku tetap harus mencari pekerjaan lagi..” Hyerin masih betah memandangi kartu nama yang diberikan Kyuhyun ditangannya itu. “Sebenarnya ada, lowongan kerja sebagai desainer interior tapi.. tempatnya di perusahaan mantan suamiku, Privacy Corporation, sebuah perusahaan yang memiliki proyek cluster residence besar..”

“BㅡBenarkah?” Nyonya Lee melirik Hyerin dari ekor matanya. “Tapi yah.. tidak masalah kalau dia memang mau menerimamu. Itu kesempatan yang bagus untukmu, Hyerin-ah.”

Hyerin menggigit bibirnya. Haruskah dia menghubungi Kyuhyun?

“YAH, APA KATAMU?!?! KAU MAU BEKERJA DITEMPAT MANTAN SUAMIMU?”

Hyerin menarik nafas kaget dan menoleh kearah suara ituㅡ menemukan Lee Donghae yang sedang berjalan menghampirinya dengan tampang perang.

“N-Ne oppa..” jawab Hyerin takut, spontan dia menyembunyikan kartu pemberian Kyuhyun diselipan sofa.

Donghae duduk disebelahnya dan menatap gadis itu lekat-lekat. “Kau ingin kembali padanya?”

“B-Bukan begitu, oppa!!” sergah Hyerin. “Aku tidak ada pilihan lain. Kemarin aku tak sengaja bertemu Kyuhyun oppa di taman dan dia memberi kartu namanya. Kupikir ini kesempatan untuk kembali menjadi desainer interior. Oppa tahu kan, dari dulu aku ingin sekali memegang jabatan ini?”

Donghae menghela nafas berat. Sebenarnya dia tidak rela gadis ini akan berinteraksi lagi dengan mantan suaminya. Tapi disisi lain dia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat gadis itu nyaman dengannya. Toh Hyerin juga tampaknya tidak ada perasaan apa-apalagi pada Kyuhyun.

“Baiklah.. tapi jangan macam-macam, oke? kalau dia sudah punya istri dan anak bagaimana? Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.” Donghae menepuk pundak gadis itu.

“T-Tentu saja!! mana mungkin aku melakukan itu!” Hyerin menatap Donghae serius, berusaha meyakinkan pria itu bahwa dia tidak bermaksud macam-macam. “Tenang saja oppa, aku bisa memisahkan masalah pribadiku dengan pekerjaan!”

Donghae tertawa dan memeluk Hyerin. “Arra, arra. Aku hanya khawatir, Hyerin-ah..”

“Terima kasih, oppa..” Hyerin tersenyum dipundak Donghae, hatinya terasa lega dan semakin yakin dengan keputusannya setelah mendapat restu dari Donghae.

*

“Mari kutunjukkan tempat kerjamu.”

Hyerin mengikuti pria tinggi dengan setelan mahal itu masuk kedalam lift. Dadanya bergemuruh, Hari ini adalah hari pertama dia berkerja di tempat Kyuhyun. Yah, setelah memikirkannya semalaman akhirnya dia memutuskan untuk menyutujui tawaran Kyuhyun. Sangat bodohㅡ tentu saja, tapi dia tidak punya pilihan lain.

Kyuhyun memencet salah satu nomor lantai dan berdiri disebelah Hyerin. Keduanya terdiam beberapa saat. Gadis itu masih tidak percaya dengan apa yang terjadi; empat tahun mereka tidak bertemu dan berpisah dengan cara yang tidak baik tapi kini tuhan mempertemukan mereka kembali dengan semudah ini.

“Gadis itu.. kelas berapa dia sekarang?” suara Kyuhyun memecahkan keheningan diantara mereka.

Hyerin menatap Kyuhyun bingung. “Neh?”

“Putrimu, Joon-ah. Dia kelas berapa?” Sejujurnya Kyuhyun merasa rindu pada gadis kecil itu sejak pertama kali mereka bertemu. Ia juga tidak mengerti kenapa, mungkin karena gadis yang bernama Joon-ah itu sangat lucu dan termasuk cerdas untuk anak seusianya.

“Kelas TK-A.” jawab Hyerin.

“Jinjja? Dia pintar sekali.” komentar Kyuhyun. “Entah kenapa aku sudah suka pada Joon-ah, padahal baru sekali bertemu dengannya.”

Deg. Hyerin mencelos. Oh tuhan, jangan bilang Kyuhyun sama sekali tidak menyadari bahwa Joon-ah adalah putrinya? Tentu saja, bodoh. Yang dia tahu kau itu pelacur yang bermain dengan banyak pria. Mana mungkin dia percaya bahwa Joon-ah itu putrinya.

Hyerin tersenyum masam. “Yah, mungkin karena dia menggemaskan.”

Detik kemudian pintu lift terbuka dan mereka berdua keluar dari lift. Kyuhyun berjalan mendahuluinya kearah ruangan mungil yang dibatasi sekat kaca.

“Ini ruang kerjamu.” kata Kyuhyun seraya membuka pintunya. Mata Hyerin berbinar-binar mengagumi ruang kerjanya yang tidak begitu besar namun rapi. Jendelanya menghadap ke taman belakang jadi tidak membuat suntuk. Kyuhyun menyiapkan kursi empuk yang nyaman, meja kayu, laptop dan tempat pensil untuk memudahkannya berkerja.

“Kamsahamnida.” ucap Hyerin senang. Gadis itu menaruh tasnya di meja dan duduk di kursi kerjanya yang terlihat empuk. “Apakah aku bisa mulai kerja?”

Kyuhyun mengangguk. “Coba buka laptopnya.”

Hyerin membuka laptop dengan semangat, tapi kemudian wajahnya menjadi sedikit kebingungan.

“Kau bisa mengoperasikannya?”

Kyuhyun menyadarinya dan menunduk, meletakkan telapak tangan kanannya dimejaㅡ bermaksud melihat apa yang sedang Hyerin lakukan. Hyerin merasakan pipinya memerah menyadari betapa dekatnya mereka saat ini; tangan mereka hampir bersentuhan dan saking dekatnya aroma maskulin Kyuhyun kembali mengusiknyaㅡ membuat dadanya berdebar kencang.

“Permisi, Tuan Cho. Saya hanya ingin menyampaikanㅡ” seorang pegawai wanita tiba-tiba masuk kedalam ruangan dan terkejut melihat Kyuhyun dan Hyerin. Pegawai itu spontan meminta maaf dan langsung keluar dari ruangan.

“Yah, Eunhye-ssi!” teriak Kyuhyun pada karyawannya yang baru kabur. Pria itu segera menjauhkan tubuhnya dari Hyerin. “M-Maafㅡ”

Hyerin hanya mengangguk. Jantungnya berdebar tak karuan. “A-Aku bisa sendiriㅡ”

“Baiklah.. Kalau begitu buka folder di desktop yang ada namaku. Kau bisa lihat sendiri yang harus kau kerjakan.” ujar Kyuhyun, kemudian berbalik dan meninggalkan Hyerin diruang kerjanya.

“Jika ada yang tidak dimengerti, kau bisa keruanganku.”

Hyerin mendesah lega setelah langkah Kyuhyun menjauh dari ruangannya. Dadanya masih bergemuruh akibat kejadian itu. Apa-apaan itu tadi?

*

Gangnam-gu District, 11:30PM

“Sudah kubilang tidak usah membantuku, ini berat, Hyerin-ah.” omel Donghae ketika Hyerin mengeluarkan kotak berukuran sedang dari bagasi mobil dengan susah payah. Pria itu lantas membantu Hyerin membawanya.

“Aniyaa, tidak apa-apa oppa.” kata Hyerin. Saat ini mereka sedang berada di sebuah diskotik besar di distrik gangnam. Donghae bertugas mengantar paket berisi bir dan Hyerin bermaksud membantunya, dia merasa bersalah jika tidak membantu pria itu.

“Sudah sini biar aku yang bawa. Hanya dengan kau menemaniku saja sudah cukup.” ujar Donghae sembari mencubit pelan pipi Hyerin yang berisi. Detik kemudian mereka masuk kedalam diskotik dan gadis itu tiba-tiba merasakan dadanya sesak. Musik yang menghentak-hentak; orang-orang yang sedang meneguk minuman keras; gadis gadis remaja yang sedang melayani pria hidung belang.. semua itu membangkitkan memorinya tentang masa lalunya yang kelam dan membuatnya ingin pingsan.

“Ghwenchana?” tanya Donghae khawatir melihat ekspresi Hyerin yang berubah.

Hyerin menggeleng. “Ghwenchanayo..”

“Yah, Lee Donghae, di sebelah sini!” teriak seorang pria jangkung yang tampan dipojok ruangan. Kalau tidak salah pria itu adalah Kim Woonyeong, pemilik diskotik ini.

“Tunggu disini sebentar, oke?” pinta Donghae, kemudian menghampiri Woonyeong sambil membawa kardus-kardus berisi minuman keras itu.

Hyerin memilih berdiri dikoridor sempit dekat toilet wanita, disini cukup sepi dan gelap; bisa dipastikan tidak ada yang mencoba berinteraksi dengannya.

Gadis itu sedang melihat apa yang sedang Donghae lakukan dari kejauhan tapi tiba-tiba matanya malah menangkap sesosok gadis berwajah familiar yang sedang bergandengan tangan dengan pria bertubuh besar. Mereka terlihat cukup mesra dan intim; salah satu tangan pria itu melingkar dipinggang gadis itu dan gadis itu terlihat senyum-senyum sendiri.

Tapi senyum di wajah gadis itu kontan menghilang saat tak sengaja melihat kearah Hyerin yang sedang memperhatikannya. Gadis itu sedikit mempercepat jalannya dan menyuruh pria itu untuk berjalan mendahuluinya.

Jantung Hyerin berdegup kencang. Gadis itu.. bukankah Choi Sekyung? Tapi kenapa dia bersama orang lain?

“T-Tunggu sebentarㅡ” panggil Hyerin. Tubuh gadis itu menegang dan terpaksa menghadap Hyerin.

“K-Kenapa? apa ada yang perlu kita bicarakan?” tanya Sekyung sedikit tegang tapi berusaha agar terlihat tetap tenang.

“Kau.. Choi Sekyung kan? Istri Kyuhyun?”
Gadis itu menarik nafas kaget, spontan dia menarik lengan Hyerin dan menyeretnya kearah toilet yang tak jauh dari sana.

“AㅡApa yang kau lakukan?” tanya Hyerin bingung tubuhnya terpaksa mengikuti langkah Sekyung.

Sekyung langsung menutup pintu toilet dan menatap tajam gadis didepannya.

“Jangan bilang pada Kyuhyun.” ancamnya.

“J-Jadi benar..” ujar Hyerin lirih. “Kau ini memang Choi Sekyung. salah satu wanita penggoda di bar tempatku berkerja dulu..”

“Jika kau bilang, aku akan sebarkan foto-fotomu ke satu perusahaan. tidak tanggung-tanggung, aku akan berikan fotonya pada anakmu.”

Deg. Tubuh Hyerin membeku. Jadi.. gadis ini yang mengirimkan foto-foto itu pada Kyuhyun? dengan kata lain.. dia dalang dari semua ini?

Bagaimana kalau Kyuhyun tahu istrinya juga seorang pelacur? bahkan lebih parah.. dia masih menjadi pelacur sampai saat ini.

“Kenapa kau melakukan ini, Choi Sekyung?” tanya Hyerin dengan suara bergetar.

“Karena aku menginginkan Kyuhyun.” Sekyung menatap Hyerin sinis. “Aku sudah lama menginginkannya dan kami sudah cukup dekat selama dia menjadi atasanku, tapi siapa kau yang tiba-tiba datang dan membuatnya pergi dariku?”

“Kau benar-benar keterlaluan.” Bibir Hyerin bergetar dan pandangannya mengabur. “Aku terima kau menghancurkan pernikahan kami tapi.. aku benar-benar tidak akan pernah memaafkan yang telah kau lakukan pada Cho Kyuhyun.”

“Apa tidak pernah terfikirkan olehmu bagaimana perasaan Kyuhyun jika dia tahu kau yang sebenarnya? apakah kau tidak sadar kau sudah menghancurkan perasaannya berkali-kali?” Hyerin memegang dadanya yang sakit, entah kenapa rasanya sesakit ini membayangkan betapa terlukanya Kyuhyun saat ini. Pria itu terkhianati untuk yang kedua kalinya.

“Kyuhyun tidak akan tahu kecuali kau yang memberitahunya.” Sekyung menggeleng, terlihat tidak tersentuh sama sekali.

“Dan kupikir kau masih cukup waras untuk tidak membiarkan rahasiamu terungkap.”

*

Langkah Hyerin terhenti, gadis itu tertunduk dan membiarkan air matanya jatuh. Dadanya terasa sakit dan sesak. Gadis itu berjalan lemah keluar pintu diskotik sambil menangis, hentakkan musik dan pemandangan didalam sana memperparah rasa sakit dihatinya.

Tidak. Dia tidak hanya sakit hati setelah menyadari bahwa Choi Sekyung lah yang menghancurkan pernikahan mereka dan membuat hidupnya menderita. Tapi dia lebih sakit hati menyadari betapa terlukanya Cho Kyuhyun saat ini. Pria itu pikir dia sudah menemukan pasangan yang lebih baik dari Hyerin; padahal Choi Sekyung lah pengkhianat yang sebenarnya dan bahkan menikahi Kyuhyun hanya demi kesenangannya.

Hyerin tidak bisa membayangkan betapa sakitnya Kyuhyun jika mengetahui semua ini; Hyerin tahu betul jika Kyuhyun mencintai seseorang, pria itu akan memberikan seluruh hatinya dan apapun akan dia lakukan untuk orang yang dia cintai. Karena itulah dia benar-benar hancur ketika tahu Hyerin mengkhianatinya.

Bodoh memang, tapi entah kenapa Hyerin tidak bisa melihat pria itu hancur untuk kedua kalinya.

“Hyerin-ah!!”

Hyerin menengadah, menemukan Donghae didepannya dengan wajah khawatir.

“Hyerin-ah, apa yang terjadi? Kenapa kau disini?” tanya Donghae cemas, penerangan diluar diskotik membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas tapi samar-samar dia bisa melihat wajah gadis didepannya yang lemas.

“A-Aniyoo.. T-Tiba-tiba aku merasa tidak enak badan..” jawab Hyerin berbohong.

“Kalau begitu kita pulang sekarang, kajja. Aish, kubilang juga apa kan, kau ini susah sekali..” umpat Donghae, menggenggam tangan Hyerin dan kemudian menggandengnya menuju parkiran mobil.

*

“Yah, Kau tidak bisa membawa putrimu seenaknya kesini. Kau pikir ini taman penitipan anak, eoh?”

“J-Jeongmal mianhamnida, aku janji putriku tidak akan berisik atau mengganggu.” Hyerin membungkuk berkali-kali, merasa sangat tidak enak dengan pegawai lain ketika kepergok membawa anak ke kantor.

Padahal dia baru berkerja satu hari disini tapi sudah berani-beraninya membawa anak. Tapi mau bagaimana lagi? Hari ini Joon-ah libur, dan Lee Ahjumma harus berjualan di pasar. Hyerin praktis tidak bisa meninggalkan putrinya yang masih balita itu sendirian dirumah dan satu-satunya jalan keluar hanyalah membawa putrinya ke kantor. Ini memang ide yang sangat tolol dan tidak disiplin, tapi lagi-lagi dia tidak punya pilihan lain.

“Joon-ah, eomma harus kebawah sebentar untuk mengambil dokumen. jangan kemana-mana arraseo? jangan sampai masuk ke ruangan itu.” perintah Hyerin seraya mendudukkan putrinya di kursi kerjanya. Gadis itu lalu mengeluarkan boneka mickey mouse kecil dari tas nya dan memberikannya pada Joon-ah. “Ini, main saja dengan Mr. Mickey.”

Joon-ah memeluk bonekanya sambil menatap ibunya dengan bingung. “Memangnya kenapa, eomma?”

“Pokoknya jangan masuk kesana, arraseo?”

Joon-ah mengangguk tapi masih memandangi ibunya dengan aneh seolah kepalanya ada dua.

“Cah, jangan nakal ya sayang.” Hyerin mengecup kening putrinya kemudian pergi entah kemana.

Joon-ah berdiri dari tempatnya sambil menggendong Mr. Mickey, mata besarnya menerawang keluar ruangan dan sesuatu menarik perhatiannya.

*

“K-Kauㅡ Kenapa kau ada disini?” tanya Kyuhyun panikㅡ dia hampir melompat dari kursinya seperti melihat hantu masuk keruangannya.

Gadis itu, Joon-ahㅡ tahu-tahu sudah berdiri didepannya sambil memegang boneka mickey kesayangannya.

“Tadi eomma bilang jangan masuk kesini, tapi Joon-a penasaran jadi Joon-a mau lihat.” jawab gadis itu polos.

“Maksudku kenapa kau ikut eomma mu kesini?!” tanya Kyuhyun lagi.

“Kata eomma tidak ada yang menjaga Joon-a dirumah..” gadis itu menatap Kyuhyun dengan matanya yang besarㅡ memperhatikan lekuk wajah pria itu.

“Duduk disana. Kau boleh masuk tapi jangan ganggu aku.” Kyuhyun menunjuk kursi di pojok ruangan dengan sedikit emosi. Pria itu menghela nafas. Sebenarnya dia merasa senang menemui gadis ini tapi ini bukan saat yang tepat, dia sedang tidak bisa diganggu!

Joon-a mengangguk lalu duduk dengan manis di kursi goyang yang berada disudut ruangan dan menaruh bonekanya dilantai. Detik berikutnya gadis kecil itu merasa bosan dan menggoyang-goyangkan kursinya, menimbulkan suara kriit-kriit yang mengganggu.

Kyuhyun melirik tajam gadis itu dari ekor matanyaㅡ berharap gadis itu takut dan diam.

Joon-ah yang menyadari tatapan ketidaksukaan dari Kyuhyun buru-buru kembali duduk manis dan pura-pura merapikan rok tutunya. Setelah pria itu kembali berkutat pada pekerjaannya, Joon-ah mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan dan beberapa pot kaktus mini yang dipajang di tembok menarik perhatiannya. Joon-ah berdiri dan menyentuh pot itu tapiㅡ

JTAKK!!

Joon-ah yang tak sengaja menjatuhkan pot itu buru-buru mengembalikannya ke tempatnya dan melirik kearah Kyuhyun yang sekarang menatapnya dengan syok. Uh-Oh.

Kyuhyun mengerang, mengusap wajahnya dengan frustasi. “Kau ini tidak bisa diam ya?”

Pria itu bangkit dari kursi dengan sedikit kesal, kemudian membuka kulkas kecil didekatnya. Tangan besarnya mengambil sesuatu dari dalam sana kemudian memberikannya pada Joon-ah.

“Makan ini dan diamlah.” perintah Kyuhyun tegas.

Mata Joon-ah berbinar-binar menatap cotton candy berukuran jumbo yang diberikan Kyuhyun. Tangan mungil gadis itu mengambil Cotton candy dari tangan Kyuhyun yang besar dengan sedikit takutㅡ tapi kemudian dia tersenyum girang. “Terima kasih, ahjussi!!”

Tak sadar senyum lembut menghiasi wajah tampan Kyuhyun. Pria itu memang berencana memberikannya pada Joon-ah suatu saat, tapi dia sama sekali tidak menyangka bahwa gadis itu datang hari ini.

Kyuhyun kembali berkutat pada laptopnya, sementara Joon-ah kembali duduk manis sambil memegang cotton candynya yang besar dengan kedua tangannya; menggigitnya sedikit-sedikit. Tapi mata besarnya masih terpancang pada Kyuhyun seolah sedang menilai wajahnya.

“Apalagi?” tanya Kyuhyun dingin menyadari tatapan gadis itu.

“Kyuhyun ahjussi tampan dan baik sekali. Joon-a ingin punya appa seperti ahjussi.” ucap Joon-ah polos, cotton candynya terabaikan karena saat ini memandangi Kyuhyun lebih menarik.

Kyuhyun tertegun, pipinya tanpa sadar memerah.

“Memangnya appamu kurang tampan?” tanya Kyuhyun.

“Ani, Joon-a tidak tahu appa seperti apa.” gadis kecil itu menggeleng, wajah polosnya terlihat sedikit sedih.

Kyuhyun menoleh, menatap gadis itu dengan bingung. “Hah?”

Joon-ah menangguk sedih. “Joon-a belum pernah bertemu appa. Kata eomma appa tidak akan kembali.”

“Tapi kata eomma tidak apa-apa, meskipun tidak ada appa, eomma bisa kok menggantikan appa.” lanjut Joon-ah. “Eomma selalu bilang begitu pada Joon-a.”

Deg. Entah kenapa kata-kata itu membuat dada Kyuhyun sesak.

“Tapi..” Mata besar Joon-ah berkaca-kaca, bibirnya bergetar seperti ingin menangis. “Joon-a ingin punya appa. Joon-a capek setiap hari dicela teman-teman Joon-a karena tidak punya appa. Joon-a sedih karena setiap ada lomba balet, teman-teman Joon-a datang bersama appa mereka.”

Kyuhyun bangkit dari kursinya, mendekati Joon-ah dan berlututㅡ menghapus air mata gadis itu yang mulai mengalir dengan ibu jarinya. “Joon-a-ya..”

“Jika hal seperti itu terjadi lagi, Joon-a bisa memanggilku. Aku akan datang dan berpura-pura menjadi appanya Joon-a.” kata Kyuhyun seraya menatap gadis kecil itu lekat-lekat.

Joon-ah mengerjapkan matanya, menatap Kyuhyun dengan berbinar-binar. “BㅡBenarkah?”

Kyuhyun mengangguk meyakinkan Joon-ah. “Dan.. jika Joon-a membutuhkan sesuatu, beritahu aku. oke?”

“Oke.” Joon-ah mengusap matanya yang basah, senyum bahagia mewarnai wajah cantiknya. “Terima kasih ahjussi!”

Joon-ah melempar cotton candynya ke sembarang tempat dan memeluk Kyuhyunㅡ pria itu sedikit terkejut tapi toh dia membalas pelukan gadis kecil itu.

Baru saja Joon-ah melepas pelukannya tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebarㅡ menampakkan seorang gadis dengan wajah panik.

“YAH, JOON-AH!!” pekik gadis itu, berlari kearah mereka dan menggendong Joon-ah. “Joon-ah, kan sudah eomma bilang jangan masuk ke ruangan ini!!!”

“M-Maafkan aku Kyuhyun-ssi, aku akan membawanya pulang.” kata Hyerin menyesal.

“Yah, jangan bicara seperti itu pada putrimu.” cetus Kyuhyun. “Biarkan dia disini.”

“N-Neh? K-Kenapa?”

Joon-ah merengut. “Ne, eomma. Joon-ah masih ingin bermain dengan Kyuhyun ahjussi.”

Kyuhyun tersenyum kecil pada Joon-ah.

“Ngomong-ngomong, besok ada acara ulang tahun perusahaan messengerku. Karena sekertarisku sedang cuti, jadi.. aku harap kau bisa menemaniku.” ujar Kyuhyun pada Hyerin.

“Kebetulan banyak yang sedang mencari desainer untuk perumahan. Yah, siapa tahu kau butuh pekerjaan sampingan.”

Hyerin terkesiap. Acara itu.. dia masih ingat. Dulu dia sering menemani Kyuhyun ke acara seperti itu. Pria itu selalu menggandeng tangannya agar tidak ada yang memperhatikannya; mengenalkannya ke teman-temannya, dan kemudian mereka akan memuji betapa beruntungnya Cho Kyuhyun mempunyai istri seperti dirinya.

Tapi tentu saja, sekarang semuanya sudah berubah. Dan dia harus terbiasa dengan perubahan yang akan terjadi nanti.

*

“Kita sudah sampai.” suara Lee Donghae menyela lamunan Hyerin. Gadis itu bergidik, menyadari Donghae sudah menghentikan mobilnya didepan bangunan putih yang cukup besar. Bangunan itu terlihat sangat mewah seperti istana Versailles. Hyerin tidak bisa membayangkan betapa berkelasnya orang-orang didalamnya.

“Wae?” tanya Donghae bingung melihat Hyerin yang belum juga turun dari mobilnya.

“A-Apa aku terlihat aneh?” Hyerin menggigit bibirnya, meragukan gaun terusan berwarna biru gelap yang dikenakannya.

Donghae menggeleng. “Kau sangat cantik.”

Hyerin tersenyum geli. Untuk apa dia bertanya pada Donghae? Pria itu toh selalu menyebutnya cantik disegala situasi.

“Terima kasih sudah mengantarku sampai sini, Donghae oppa.” ucap Hyerin seraya tersenyum pada Donghae.

Donghae membalas senyuman Hyerin. “Jangan genit, oke?”

“Tidak, oppa!” gadis itu tertawa saat turun dari mobil dan melambaikan tangan pada Donghae. Setelah mobil Donghae pergi menjauh, Hyerin bermaksud untuk masuk kedalam bangunan ituㅡ tapi kemudian langkahnya terhenti melihat sesosok pria jangkung yang bersandar di mobil audi hitam yang tidak jauh darinya.

Cho Kyuhyun terlihat tampan seperti biasa dengan jas biru gelap yang senada dengan celananya. Rambut coklatnya tertata rapi. Tatapannya tenang dan senyumannya hangat. Dia sangat ingat senyuman itu, senyuman yang empat tahun lalu selalu dia lihat disampingnya ketika dia bangun dari tidurnya.

Dan detik itu Hyerin sadar bahwa Cho Kyuhyun sama sekali tidak berubah. Cho Kyuhyun masih sama seperti yang dulu. Dia hanya mencintai orang lain.

Ya, mencintai orang yang salah. Tapi.. apa yang bisa dia lakukan? Bagaimanapun Choi Sekyung sudah menjadi istri sahnya dan bahkan mereka sudah mempunyai anak.

“K-Kau tidak masuk kedalam? Kenapa.. kau berdiri disini?” tanya Hyerin gugup.

“Aku menunggumu.” jawab Kyuhyun seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Hyerin merasakan pipinya memerah dan buru-buru berjalan mendahului Kyuhyun; bermaksud menjaga jarak dari pria itu.

Gadis itu masuk kedalam sana dan tertegun dengan apa yang ada didalam gedung mewah itu. Tadinya Hyerin mengira ini hanya acara untuk kaum pebisnis kelas atas tapi sepertinya acara ini tidak hanya melibatkan para pebisnis; banyak juga anak-anak kecil dan orang tua yang memakai baju sederhana. Beberapa panitia acara memberikan bingkisan berupa makanan dan pakaian yang dilipat rapi pada mereka.

“Kau pasti heran ya?” tanya Kyuhyun yang menyadari kebingungan Hyerin. “Pemilik perusahaan ini memang selalu mengadakan acara setiap tahun dengan mengundang masyarakat tak mampu terutama tunawisma.”

“Jinjjayo? baik sekali..” komentar Hyerin, matanya menikmati pilar-pilar berdesain romawi lama sekelilingnya tapi tiba-tiba suara didekatnya menyita perhatiannya.

“Annyeonghaseyo.” pria jangkung berlesung pipi menyapa mereka, tampak sedang menggandeng seorang wanita berambut panjang yang tak lain adalah istrinya.

Oh, ini Choi Siwon, rekan kerja Kyuhyun waktu masih diperusahaan yang lama. Dia juga kenal dengan Hyerin karena Kyuhyun sering membawa gadis itu setiap kali ada pertemuan-pertemuan seperti ini.

“Annyeonghaseyo, Siwon hyung.” Kyuhyun dan Hyerin membungkuk kecil.

“Kyuhyun-ssi, Hyerin-ssi. Lama tidak bertemu, Kalian serasi sekali malam ini.” kata Siwon.

“Iya, benar, lho. Kalian cocok sekali. Aku iri.” tambah istri Siwon sambil menyikut lengan suaminya.

Kyuhyun dan Hyerin tak sengaja saling melirik dan senyum canggung tersungging di bibir keduanya.

“Kalian sudah mempunyai momongan?” tanya Siwon penasaran. “Wah pasti anak kalian tampan dan cantik sekali..”

“Ah, kami.. sudah..” kata Kyuhyun canggung.

Siwon dan istrinya melirik satu sama lain, tampak terkejut mendengarnya. “B-Benarkah? M-Maaf kalau begituㅡ”

“Ah, Itu Nyonya Na!!”

Suara seorang wanita terdengar dan tiba- tiba atmosfer di sekeliling mereka berubah. Keramaian sebelumnya berubah menjadi keheningan. Hyerin, seperti yang lainnyaㅡ berpaling ke arah suara dan menemukan wanita berusia lima puluhan tengah berjalan kearah mereka. Wanita itu sangat cantik meskipun wajahnya sudah banyak kerutanㅡ sepertinya dia orang kaya raya; dress putihnya terlihat mahal dan rambutnya pun masih berwarna hitam pekat dan terlihat halusㅡ menandakan dia sering melakukan perawatan. Apa dia selebriti?

“Annyeonghaseyo, Nyonya Na.” sapa Kyuhyun seraya membungkuk sopan pada wanita itu. Wanita yang disapa Nyonya Na itu tersenyumㅡ tapi kemudian terlihat terkejut ketika melihat Hyerin dan Kyuhyun langsung menyadarinya.

“Ah, perkenalkan ini Ahn Hyerin, desainer utama di perusahaanku. Hyerin, ini adalah Nyonya Na, mitra kerjaku sekaligus teman ibuku. Dia adalah pendiri perusahaan ini.” terang Kyuhyun.

“Aku Na Yoorim, senang bertemu denganmu.” kata wanita itu ramah seraya mengulurkan tangan pada Hyerin.

“Aku Hyerin. Ahn Hyerin.” jawab Hyerin pelan, menyambut uluran tangan Na Yoorim dengan sedikit tidak percaya. Jadi dia pemilik perusahaan ini? ternyata tidak hanya wajahnyaㅡtapi juga mempunyai hati yang cantik.

“Ah, Ahn Hyerin? Apa kau gadis yangㅡ” Na Yoorim mengingat sesuatu dan wajah cantiknya kelihatan sedikit terkejut. “Apakah dulu kau pernah berkerja di Pandora Enterprise? Sepertinya aku sudah melihat karyamu sebelumnya.”

Hyerin menunduk malu. “Geurae, itu benar.”

“Benar-benar mengagumkan! Aku sudah lama mencarimu!” seru Na Yoorim kagum, terlihat seperti baru saja menemukan harta karun yang terpendam.

Mata Hyerin melebar. “M-Mencariku?”

“Kalau kau berminat, apakah kau mau berkerja sama denganku? Ah.. aku mempunyai cabang di London dan sedang membutuhkan desainer berbakat sepertimu.”

Hyerin menutup mulutnya karena terkejut. “N-Neeh? L-London?”

Na Yoorim mengangguk dan memberikan sesuatu dari dalam tasnya. “Ini kartu namaku.”

Hyerin menatap kartu itu dengan tidak percaya dan mengambilnya dengan tangan bergetar, matanya berkaca-kaca saking terkejutnya. “T-Terima kasih..”

Sesuatu didalam diri Hyerin menjerit kesenangan tapi gadis itu berusaha untuk tidak terlalu terlihat heboh. Disamping itu ia juga mengagumi Na Yoorim yang terlihat sangat ramah dan baik hati. Tidak heran ia bisa sesukses itu.

Na Yoorim mengulas senyum. “Kalau begituㅡ”

Belum sempat Na Yoorim berbicara seorang pria pendek menghampiri mereka dan menginterupsi. Sepertinya dia asisten wanita itu. “Jwiseonghamnida Nyonya Na, Direktur Jung ingin bertemu denganmu”

“Orang itu sudah datang?” Na Yoorim mengalihkan pandangannya pada pria itu sebentar sebelum kembali menatap Hyerin dan tersenyum segan. “Ah, maaf, aku harus pergi. Kau bisa menghubungiku nanti.”

“Terima kasih banyak..” ucap Hyerin seraya tersenyum dan membungkuk kecil.

“Tidak, Terima kasih sudah datang. Aku permisi sebentar, Semoga kalian menikmati pesta ini!” Na Yoorim tersenyum pada Hyerin, kemudian kembali membicarakan sesuatu dengan asistennya dan pergi meninggalkan mereka.

“Sepertinya dia sangat tertarik padamu.” komentar Kyuhyun.

Gadis itu tidak menggubris; tak bisa berhenti memandangi kartu yang diberikan Nyonya Na dengan senyum diwajahnya. Tak sadar senyum lembut menghiasi wajah tampan Kyuhyun. Dia masih ingat betapa inginnya gadis ini menjadi desainer interior.


“Hyerin-ah, Kalau boleh tahu, kenapa.. kau ingin sekali menjadi interior designer?” tanya Kyuhyun pada gadis yang sedang dia gendong dipunggungnya.


“Itu adalah mimpiku sejak kecil, oppa.” jawab gadis itu lirih, suaranya terdengar sedih.


“Aku ingin membuat ruang keluarga yang nyaman untuk berkumpul, membangun dapur yang cantik untuk memasak dan makan bersama keluarga..”

Kyuhyun tertegun mendengar gadis itu terisak di telinganya.

“Karena aku tidak pernah merasakan itu. Aku tidak punya keluarga. Aku selalu sendirian.”

Gadis itu mengeratkan pelukannya di dada Kyuhyun, air matanya membasahi pundak pria itu. “Tapi sekarang.. mimpi itu sebentar lagi akan terwujud. aku sudah punya Kyuhyun oppa, dan anak kita sebentar lagi akan lahir. Aku tidak sabar mewujudkan mimpi-mimpi itu.. berkumpul dengan keluarga baruku.”

Senyum di wajah Kyuhyun sekejap menghilang. pandangannya mengabur dan rasa bersalah yang amat dalam terbesit di hatinya.

“Maaf..” kata Kyuhyun tiba-tiba, membuat Hyerin menengadah dan menatap pria tinggi disampingnya dengan bingung.

“Kau bilang kau selalu ingin mendesain sebuah ruangan untuk bisa berkumpul keluargamu. Kau selalu bermimpi untuk bisa hidup seperti itu.. tapi maaf, aku tidak bisa mewujudkan impianmu itu.” lanjut Kyuhyun.

Hyerin tertegunㅡ kata-kata Kyuhyun membuat memori tentang masa lalunya berputar seperti kaset rusak. dadanya menjadi sesak. Ternyata pria itu masih ingat..

“Tapi, meskipun begitu.. aku yakin suatu saat nanti kau pasti bisa mewujudkannya. Kau wanita yang selalu semangat menggapai mimpi-mimpimu, Tuhan pasti akan memberimu yang lebih baik.”

Hyerin mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun, sekarang hatinya terasa sakit dan gadis itu berusaha menahan keinginan untuk menangis.

“Dan aku harap nantinya Joon-ah akan punya ayah yang bertanggung jawab. Yang mencintai kalian sepenuh hatinya, dan tidak pernah berpikir untuk menyia-nyiakan kalian apapun yang terjadi.” Kyuhyun mengatakannya dengan dingin tapi sarat penyesalan jelas terlihat di matanya. “Kuharap pria itu tidak melakukan apa yang telah kulakukan pada kalian. Dengan begitu keluarga kalian akan tetap utuh. Seperti apa yang selalu kau impikan.”

Pertahanan Hyerin runtuh sudah, dua bulir air mata jatuh membasahi kedua pipinya.

“Aku sudah bahagia, Kyuhyun-ssiㅡ” ujar Hyerin lemah, menghapus air matanya dengan ibu jarinya. Dia tidak peduli jika Kyuhyun melihatnya menangis. Biarkan saja Kyuhyun tahu perasaannya seperti apa.

Kyuhyun menghela nafas berat. “Sebaiknya kau makan. Nyonya Na sudah repot-repot menyiapkan hidangan sebanyak ini untuk tamunya” katanya datar, kemudian berbalik dan berjalan mendahului Hyerin.

“BㅡBaiklah, tapiㅡ” Hyerin tertegun ketika tanpa sengaja matanya menangkap chandelier di atas mereka yang tampak bergoyang dan sebentar lagi akan jatuh. Nafas Hyerin tercekat. Oh tidak—

*

“Seharusnya dokter tidak perlu menghubungi orang tua saya. Saya tidak tidak terluka, dok.”

Pria berjas putih yang berdiri didepan Kyuhyun terlihat cemas.

“Tapi kalian berdua tidak sadarkan diri. Anda hampir mendapat luka yang sangat serius, tapi Nyonya Ahn menyelamatkan nyawa anda.” jelasnya.

Kyuhyun tertegun. “BㅡBagaimana lukanya, dok?”

“Dahinya terkena pecahan kaca lampu, akan sembuh dalam beberapa hari.” jelas sang dokter.

Kyuhyun mengusap wajahnya, menghela nafas berat. “Saya harus melihat keadaannya.”

Dokter itu mengangguk, mempersilahkan Kyuhyun masuk kedalam ruangan yang berada disebelahnya. “Silahkan.”

Kyuhyun membuka pintu ruangan tersebut dan menemui gadis yang sedang terbaring lemah diatas ranjang pasien. Dahi gadis itu dibalut dengan perban putih.

Kyuhyun duduk disisi ranjang dan menatap Hyerin dengan tajam. “Kau pikir apa yang kau lakukan?”

Hyerin hanya menundukㅡ membuat Kyuhyun menghela nafas kesal. Sesungguhnya Kyuhyun sangat marah. Dia marah pada dirinya sendiri yang membiarkan Hyerin mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Seandainya terjadi apa-apa pada gadis itu, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri seumur hidup. Seharusnya dialah yang menyelamatkan Hyerin, bukan malah sebaliknya!

“Ya tuhan.. Ahn Hyerin, Kau mencelakakan dirimu sendiri.” Kyuhyun merasa bersalah ketika mengatakannya. Apakah dia masih pantas menunjukan kekhawatirannya pada gadis ini setelah hal-hal kejam yang telah dilakukannya?

“Aku benar-benar berterima kasih padamu tapi.. tolong jangan lakukan hal seperti tadi.”

Hyerin mengadah perlahan menatap Kyuhyun. “Kenapa?”

Kyuhyun menggeleng pelan. “Karena aku tidak pantas mendapatkannya, Hyerin..”

Tiba-tiba derit pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya dengan mata melebar.

“E-Eommonimㅡ” gumam Hyerin.

“K-Kalianㅡ” bibir Nyonya Cho bergetar, matanya melebar nyaris keluar dari tempatnya melihat putranya berdiri disebelah Hyerin yang berbaring di ranjang pasien.

“Kenapa.. Kenapa kalian bisa bersama?! Apa-apaan ini?!?” teriak Nyonya Cho syok.

“Saat kami ke acara perayaan anniversary perusahaan Nyonya Na tadi, lampu chandelier diatas kami jatuh dan hampir mengenai kami, Tapi Hyerin menyelamatkanku.” jelas Kyuhyun.

Nyonya Cho menatap Hyerin dan Kyuhyun dengan tidak percaya. “K-Ke acara perayaan perusahaan Nyonya Na? Kenapa kalian bisa kesana bersama? Memangnya kalian satu kantor?”

“N-Ne, eommonim.” jawab Hyerin lemah. “Aku sekarang berkerja di kantor Kyuhyun-ssi.”

“AㅡApa? Kau tak tahu diri ya?!!” bentak Nyonya Cho, benar-benar tidak rela putranya berada di tempat yang sama dengan gadis itu. “Cho Kyuhyun, kau pikir apa yang kau lakukan?!”

“Hentikan, Eomma!” sergah Kyuhyun.

“Kemari kau!!” Nyonya Cho memelototi Kyuhyun dan menariknya kasar keluar ruangan.

“Kami hanya rekan kerja sekarang, eomma. Kami tak sengaja bertemu di taman, dia bilang dia berhenti berkerja dan aku menawarkannya pekerjaan. Aku tidak tega melihatnya harus mengurus anak tanpa berkerja. Aku sudah pernah menelantarkannya dan aku ingin setidaknya bertanggung jawab atas perbuatanku. Tidak ada maksud lebih lebih dari itu.” jelas Kyuhyun panjang lebar.

“Lagipula ini aku yakin dia tidak akan berbuat macam-macam. Hanya dia yang bisa kupercaya untuk memegang bagian desainer interior.” lanjutnya.

Nyonya Cho hanya menatap kearah lain sambil melipat tangan di dadanya.
Kyuhyun sedikit menunduk dan menggenggam kedua bahu ibunya, menatap mata wanita itu serius. “Percaya padaku, eomma.”

“Dan aku mohon eomma, jangan berkata kasar seperti itu pada Hyerin. Gadis itu sudah menyelamatkanku, jika dia tidak menyelamatku aku mungkin saja sudah mati.”

Nyonya Cho mendengus. “Baiklah.. tapi kalau sampai ada apa-apa padamu atau rumah tanggamu, aku bersumpah tidak akan memaafkan gadis itu.”

*

“Tadi pagi eomma bilang padaku katanya kau merekrut pegawai baru.”

Suara lembut namun mengancam dibelakangnya membuat Kyuhyun berhenti.

“Sepertinya aku tidak perlu menyebutkan siapa orang itu.” ujar Sekyung ketus, hanya mengingat orang yang dia maksud saja membuat emosinya bangkit.

“Ya. Aku merekrut Hyerin. diaㅡ”

“Apa kau sudah gila oppa? merekrut mantan istrimu sebagai pegawaimu? kau lupa dia siapa? bagaimana kalau dia ingin balas dendam dan terjadi apa-apa pada perusahaanmu?” cecar Sekyung, matanya melebar menatap punggung Kyuhyun.

“Dia tidak akan macam-macam, Sekyung-ah.” Kyuhyun menyela luapan emosi istrinya. “Aku tahu Hyerin adalah orang yang fokus berkerja, dia akan memegang bagian desain interior dengan baik. Dia juga lulusan tokyo university, hasilnya kerjanya pasti bagus dan itu akan menguntungkan bagi perusahaanku.”

Sekyung yang berdiri dibelakangnya tidak menjawab, tapi setidaknya suara nafasnya menandakan dia mendengarkan kata-kata Kyuhyun.

Pria itu kontan berbalik dan menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya, menatap matanya dengan intens. “Dengar, Sekyung-ah. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasaanku padanya. Sekarang ini perasaanku hanya untukmu dan Ahyoung, aku melakukan ini semua demi dirimu dan Ahyoung. Kau percaya padaku kan?”

Sekyung menghela nafas. “Baiklah, oppa.. aku percaya padamu.”

*

“Hyerin-ssi.”

Suara berat itu membuat Hyerin kaget dan menoleh kebelakang.

“Maaf, ada yang bisa kubantu, sajangnim?” tanya Hyerin sopan, menghadap Kyuhyun yang berdiri didepannya dengan mata terpancang padanya.

“Masih sakit?” tanya Kyuhyun dingin, tapi wajahnya terlihat sedikit cemas melihat perban yang menutupi sebagian kening Hyerin.

Hyerin tersenyum segan. “Tidak.”

Kyuhyun menghela nafas, “Seharusnya kau tidak melakukan itu.”

Hyerin menggeleng. “Jangan dipikirkan, sajangnim.”

Kyuhyun tersenyum masam.

“Aku permisi.” Hyerin membungkuk kecil, kemudian masuk keruang kerjanya sendiri.

Hyerin sedang menyusun kertas-kertas yang berserakan di mejanya ketika dia mendengar sebuah suara angkuh yang familiar di sampingnya.

“Kita bertemu lagi, Ahn Hyerin.”

Hyerin mengadah dan menarik nafas kaget ketika melihat orang yang saat ini paling tidak ingin dia temui. Choi Sekyung tengah berdiri didepan mejanya; gadis itu tersenyum manis namun sorot matanya memancarkan kebalikannya.

“Ah, maaf. Apa kehadiranku mengagetkanmu?” ucap Sekyung pura-pura menyesal. “Mungkin aku harus mengingatkanmu bahwa tempat ini adalah kantor suamiku jadi aku bisa datang kesini kapan saja.”

Hyerin tidak mengindahkan gadis itu dan melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya Hyerin cukup terkejut gadis itu jauh-jauh datang kesini hanya untuk mengintimidasinya.

“Kudengar kau tiba-tiba melamar menjadi desainer interior disini. Apa ada maksud tersembunyi dibalik itu?” sindir Sekyung.

“Tentu saja tidak. Aku disini hanya untuk berkerja. Tidak ada maksud apapun selain itu.” jelas Hyerin, sama sekali tidak goyah dengan sindiran Sekyung. Hyerin sudah menduga bahwa dia pasti akan bertemu lagi dengan gadis ini dan dia sudah memikirkan konsekuensinya.

“Kenapa, Choi Sekyung? Apakah kau takut aku merebut suamimu?” tanya Hyerin tenang.

Sekyung terkesiap. Kata-kata itu mengingatkannya dengan yang dikatakan Donghae padanya tempo hari.

“Tentu saja tidak! aku hanya ingin berjaga-jaga siapa tahu kau melakukan hal licik untuk menghancurkan perusahaan suamiku.” sergah Sekyung.

“Yang benar saja, mana mungkin dia tergoda padamu setelah mendapatkan yang lebih baik?” Sekyung tersenyum angkuh. “Aku masih bingung bisa-bisanya Cho Kyuhyun pernah memilihmu sebagai istrinya.”

Hyerin menengadah. Gadis didepannya tersenyum puas melihat Hyerin yang mulai terusik.

“Aku memang tidak punya banyak kelebihan sepertimu, tapi setidaknya aku tidak pernah berusaha menggodanya atau sengaja memisahkannya dengan pasangannya agar dia bisa bersamaku. Dia mencintaiku apa adanya. Dan aku tidak perlu melakukan apapun untuk mengambil hatinya.” ujar Hyerin tegas.

Sekyung terkejut dan mengepalkan tangannya, tidak terima gadis itu menyindirnya secara terang-terangan. Rasanya dia ingin mengeluarkan kata-kata kasar atau menjambaknya tapi dia masih cukup rasional untuk tidak mempermalukan dirinya sendiri di kantor suaminya.

Tapi gadis itu benar. Kyuhyun memang mencintai gadis itu apa adanya, tidak dengan paksaan. Sekyung menggeleng, mengabaikan suara dikepalanya. kemudian berpikir kata-kata apa yang kira-kira akan membuat gadis ini kalah telak.

“Dia mencintaimu.. kau bilang?” Sekyung menggertakan giginya. “Tidak, Ahn Hyerin. Dia tidak mungkin mencintaimu. Dia hanya kasihan padamu yang selalu berpura-pura berkerja keras dan sok menderita. Kalau dia memang benar-benar mencintaimu, dia tidak akan mengusirmu dan menelantarkanmu sampai seperti itu. Dia tidak pernah mencintaimu.”

Sepertinya usaha Sekyung berhasil karena kali ini Hyerin gantian terdiam dengan tatapan kosong. Tadinya Hyerin masih bisa menolerir perkataan Choi Sekyung, tapi kali ini gadis itu sudah melewati batas kesabarannya.

“Dan tolong lihat pada siapa kau berbicara, Ahn Hyerin. Aku bisa menendangmu dari sini kapanpun yang kuinginkan. Semoga kau tidak lupa dengan kata-kataku tempo hari.” ancam Sekyung, wajahnya terlihat sangat puas melihat gadis didepannya yang sudah tak berkutik. “Kau tahu kan apa yang akan terjadi padamu jika kau berbuat macam-macam?”

“Sekyung-ah?”

Suara baritone itu membuat kedua gadis itu menolehㅡ menemukan Cho Kyuhyun yang tengah berjalan kearah mereka. Pria itu tampak bingung melihat kehadiran Sekyung.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Kyuhyun curiga, menatap Sekyung dan Hyerin secara bergantian.

“Aku ingin berkerja lagi disini.” kata Sekyung, menatap Hyerin dengan senyum licikㅡ membuat gadis didepannya itu menjadi sedikit terkejut.

“Izinkan aku kembali menjadi seketaris pribadimu.”

*

Kyuhyun baru saja keluar dari toko setelah membeli beberapa botol wine tapi tepukan di bahunya membuat langkahnya terhenti. Pria itu lantas berbalik dan menemukan wanita paruh baya yang tengah tersenyum padanya.

“Kyuhyun-ah, Annyeonghaseyo.” sapa wanita itu. Kyuhyun masih ingat wanita ini, dia adalah Nyonya Kang, penjual bunga langganan ibunya dan mantan istrinya dulu. Hubungan mereka dengan wanita ini cukup dekat tapi setelah Kyuhyun pindah rumah mereka sudah tidak pernah bertemu lagi.

Kyuhyun membungkuk kecil. “Annyeonghaseyo ahjumma.”

“Sudah lama sekali ya tidak bertemu, Dimana Hyerin?” tanya wanita itu.

Kyuhyun tertegun. “Kami.. sudah..”

Nyonya Kang langsung tahu apa yang dimaksud Kyuhyun dan menatap Kyuhyun dengan tidak percaya. “N-Neeh? J-Jinjjayo? K-Kalianㅡ”

Kyuhyun tersenyum miris. “Ne, ahjumma.”

“Kenapa?” tanya Nyonya Kang penasaranㅡ tapi detik kemudian dia merasa tidak sopan menanyakan hal itu. “Ah maaf, tidak seharusnya aku lancang bertanya begini tapiㅡ”

“Kami bertengkar setelah aku mengetahui masa lalunya. Tidak perlu kuceritakan, pokoknya itu yang membuat kami harus berpisah.” jelas Kyuhyun. Sejujurnya Kyuhyun tidak pernah menjawab pertanyaan orang tentang perceraian mereka, tapi sejak dulu dia memang sedikit terbuka dengan wanita satu ini.

“Astaga!” Nyonya Kang bertambah kaget. “Apa kau berbicara tentangㅡ oh tuhan, Kyuhyun-ah, sepertinya kau sudah salah paham..”

Kyuhyun mengerutkan kening. “Salah paham? m-maksud ahjumma?”

“Aku tahu sudah sangat terlambat untuk mengatakannya, tapi kau harus tahu, Kyuhyun-ah. Sebenarnya..”

*

“Hyerin dijual sejak usianya 12 tahun. Aku melihatnya. Aku dulu tinggal didekat rumahnya. Ibunya kabur dari rumah dan menitipkan gadis itu ke pamannya.”

Deg. Jantung Kyuhyun berhenti berkerja mendengar penjelasan dari Nyonya Kang. Sekujur tubuhnya terasa beku. Kenapa.. dia baru mengetahui ini sekarang?

Nyonya Kang menghela nafas seperti ingin kembali bersuara, hati Kyuhyun berdebar sangat kencang bersiap mendengarkan kata-kata Nyonya Kang yang mungkin akan membuatnya pingsan setelah ini.

“Tapi sayangnya, pamannya malah menjual gadis itu ke seorang pria tak dikenal dan dia dipaksa melacur sejak kecil.”

Kyuhyun tertegun. Mematung ditempatnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Hatinya serasa tercabik-cabik.
Nyonya Kang menggeleng, bibirnya bergetar seperti menahan tangis. “Tapi meski melacur, dia tetap disekolahkan oleh pria itu. Tapi aku tahu. Itu sengaja dilakukannya agar orang-orang tidak curiga dengan apa yang dia lakukan pada gadis itu.”

“Ketika usia 19 tahun dia berusaha meloloskan diri. Aku menyuruhnya untuk tinggal dirumahku sementara dan dia menceritakan semuanya padaku. Kami menangis. Dan setelah itu tak lama setelah itu dia mendapat beasiswa untuk kuliah di jepang.” lanjut Nyonya Kang lirih, air mata mulai membasahi kedua pipinya.

“Maafkan aku yang tidak pernah memberi tahu ini padamu, Kyuhyun-ah. Aku tidak tahu kalau hubungan kalian akan seperti ini. Aku pikir lebih baik kau tidak usah tahu dan kalian akan baik-baik saja.”

Kyuhyun tak bergeming. Bumi yang dipijaknya terasa kabur. Setelah ini dia akan menyesal hingga mati. Kyuhyun pernah mengira bahwa dirinya memang pria brengsek, tapi sebenarnya dia adalah pria paling brengsek di dunia ini. Selama ini dia mengira Hyerin yang mengkhianati dirinya tapi kenyataannya dia lah yang menghancurkan hidup dan masa depan Hyerin.

Gadis itu dibuang oleh ibunya, dijadikan pelacur dan berjuang mati-matian untuk bisa bertahan hidup tanpa keluarga. Lalu Kyuhyun malah memperparah itu semua; mengusirnya dari rumah saat dia sedang hamil tua dan membiarkannya menderitaㅡ mengurus anaknya seorang diri selama empat tahun. Dan yang lebih gilanya lagi, dia bersikap biasa pada gadis itu seakan tidak ada apa-apa!!!

Kenapa dia baru menyadarinya sekarang?

Sudah terlanjur. Dia tidak akan pernah bisa memutar balikan waktu dan memperbaiki semuanya. Gadis itu sudah mempunyai anak. Dia sendiri juga sudah mempunyai istri dan seorang putri yang sangat dia cintaiㅡ tidak, lebih dia cintai melebihi dirinya sendiri.

Sudah terlalu terlambat untuk menyadarinya.

-To Be Continued-

Lanjutannya bakal aku post klo udah 50 comment ya, jgn lupa comment & bantu share ke fb😊

Sebelumnya aku juga berterima kasih banget karena di part sebelumnya banyak yang nyemangatin aku. Aku jadi semangat buat bikin part selanjutnya. Makasih banyak readers kesayanganku, aku janji bakal bikin cerita ini lebih seru lagi dan memuaskan❤ i’ll do my best, i promise.

Happy Reading~

192 thoughts on “CEO’s Ex Wife [Chapter 2]

  1. Kyuhyun pasti nyesel menceraikan hyerin …. Maka nya kyu , dengerin dulu penjelasannya baru bertindak … Nyesel kan sekarang mah …

  2. Ya ampun nyesek😭😭 klo gw jadi hyerin perasaan ga sanggup ketemu kyuhyun apalagi jalan bareng😭 big Noooo….
    Sakit nahan semua perasaan itu😣 ya allaaaah hyerin udah ni musti bahagia harus pokoknya

  3. sumpah kesel banget sama sekyung trus kyuhyun juga knp bisa tergoda sama sekyung kasian kan hyerin tp kyuhyun udah tau kebenaran masa lalu hyerin kira2 apa yg bakalan kyuhyun lakuin
    kak feelny dapet banget aku baca sampe nangis hheeeee

Leave a reply to Reta putri Cancel reply